Pernah nggak sih, denger istilah Public Relations?
Kalau kata orang istilah ini nggak ada
bedanya sama Humas (Hubungan Masyarakat). Tapi, kalau diperhatikan lebih dalam
lagi soal PR dan Humas, ternyata ada perbedaan tersendiri di antara dua istilah
tersebut.
Humas merupakan mediator antara perusahaan/
organisasi dengan masyarakatnya. Sedangkan, Public Relations sendiri bertugas
sebagai mediator di antara publik internal dengan publik eksternal.
Yang termasuk dalam publik internal adalah stakeholder,
staff, manager, atau orang-orang yang berkaitan dengan manajemen
perusahaan/ organisasi. Dan masyarakat termasuk dalam publik eksternal. Jadi
perbedaan Humas dengan PR ada pada luas lingkupnya.
Lalu, apa sih arti dari PR sendiri?
Berikut pengertiannya menurut para ahli
- PR adalah usaha perencanaan untuk mempengaruhi
pendapat menjadi karakter yang baik dan tanggung jawab pelaksanaan
berdasarkan kepuasan komunikasi dua arah antar sesama. (scott m.
Cutlips and allen h.center)
- PR adalah sebuah fungsi manajemen yang berkaitan
dengan usaha untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan (mutually
beneficial relationship) antara sebuah organisasi dengan publiknya. (Cutlip,
Center dan Broom)
- PR merupakan keseluruhan upaya yang dilangsungkan
secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan
memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan
segenap khalayaknya. IPR (Institute of PublicRelations)
Sesuai dengan definisi di atas, PR
berkaitan dengan komunikasi dua arah. PR harus bisa menjadi mediator baik di
dalam organisasinya (publik internal) maupun dengan masyarakat (publik).
Seorang PR harus bisa melakukan persuasi atau mempengaruhi seseorang agar
sesuai dengan visi dan misi organisasi. Tapi selain itu, PR juga harus bisa
menampung aspirasi masyarakat/ mengikuti perkembangan opini publik demi
pertanggung jawaban kebijakan umum organisasi.
Melihat tugas PR sebagai mediator, seorang
PR profesional berawal dari bagaimana ia membangun karakter dirinya.
Karakter yang seharusnya dimiliki PR
merupakan perpaduan seni dengan profesional yang baik dalam kemampuan
manajerial,teknis, motivator, komunikator,perencanaan, pelaksanaan, dan hingga
mengevaluasi program kerja.
Oleh karena itu, seorang PR sebaiknya memiliki
karakter sebagai Creator, conseptor, mediator, problem solver.
4 Model PR menurut Grunig
James E. Grunig adalah tokoh yang sudah lama berkecimpung di dunia Public Relations. Beliau membagi 4 Model PR sebagai berikut:
Press Agentry
Press Agentry disebut juga dengan Agen Pemberitaan yakni sebuah model dimana informasi bergerak satu arah – dari organisasi menuju publik. Model seperti ini kerap digunakan di sebuah organisasi atau perusahaan yang mana tujuan dari organisasi atau perusahaan tersebut memahamkan audience/masyarakat. Dari beberapa asumsi model ini adalah bentuk paling tua dari Public Relations, sepemahaman dengan pengertiannya, Press Agentry diartikan sama dengan hal-hal seperti Publisitas dan Promosi (Lattimore – Baskin : 2010).
Model Press Agentry kerap digunakan dalam urusan pengembangan-pengembangan perusahaan, untuk menciptakan citra baik nama perusahaan atau organisasi mereka dan menarik perhatian para konsumen atau audience termasuk dalam menggunakan taktik. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan hampir semuanya mengarah ke taktik Propaganda, dimana seseorang atau sekelompok kumpulan berusaha mempengaruhi atau mempersuasi orang lainnya dengan berbagai cara, seperti contohnya jika dalam sebuah perusahaan ingin menampilkan produk barunya maka ia akan menampilkan menggunakan iklan dan mendesain berbagai cara agar iklan tersebut menarik perhatian konsumen
Contoh: Iklan OREO yang menggunakan animasi/ kartun untuk mendapatkan positioning tertentu di benak masyarakat.
Informasi Publik
Model ini bertujuan memberi Informasi bukan untuk publisitas atau promosi. Dalam konteks komunikasi penyampaian berita tetap berjalan satu arah sama bersama Model Press Agentry, dimana sebuah Subjek berusaha menyampaikan pesan yang dimengerti komunikan dengan secara tidak wajib menanggapi umpan balik.
Dalam hal ini PR bertindak sebagai Journalist in residence, artinya bertindak sebagai wartawan dalam menyebarluaskan informasi kepada publik dan mengendalikan berita atau informasinya kepada media massa. Bentuk ini lebih baik dan mengandung lebih banyak kebenaran karena penyebarannya melalui news latter, brosur dan surat langsung (direct mail).
Contoh: Pihak situs jual beli online LAZADA, mengirim e-mail kepada customernya bahwa pengiriman akan diliburkan pada Hari Raya Idul Fitri. E-mail tersebut hanya berperan sebagai informasi saja pada masyarakat mengenai perusahaannya tanpa mengharuskan customer membalasnya.
Model Asimetris Dua Arah
Model ini memandang Publik adalah objek yang harus dipahamkan dengan informasi yang kita kucurkan, namun meskipun begitu model ini tidak lebih mempertimbangkan feedback audience seperti Model Informasi Publik dan Perbedaan nya tidak membuat mereka berdiri terlalu jauh antara satu dengan yang lainnya, model asimetris dua arah ini lebih menarik audience untuk menyesuaikan diri dengan organisasi bukan organisasi yang menyesuaikan dengan audience.
Contoh: Penggantian minyak tanah ke gas yang dicanangkan pemerintah, di dalam program ini pemerintah melakukan komunikasi dua arah dan tidak menutup diri atas pertanyaan masyarakat juga komplainnya terhadap masalah bagaimana penggunaan kompor gas yang memang sebagian besar masyarakat masih sangat asing dalam menggunakan kompor gas, dengan menerjunkan beberapa kelompok orang untuk mendatangi rumah-rumah dan memberikan pengarahan cara menggunakan kompor gas juga menerjunkan para teknisi untuk memperbaiki kompor gas yang rusak akibat kesalahan penggunaan kompor gas tersebut.
Dan program ini tidak didahului dengan riset tentang penggunaan minyak tanah oleh masyarakat Indonesia, pemerintah tidak melihat kepentingan masyarakat hanya kepentingan pemerintah saja agar minyak di Indonesia tidak habis dan produksi gas bisa meningkat penjualannya.
Model Simetris Dua Arah
Model Simetris dua arah lebih menimbang pada penyesuaian diri antara organisasi dengan publik. Mereka berfokus pada penelitian dan riset terhadap target pasar yang akan mereka tuju.
Dalam bukunya Public Relations Profesi dan Praktik : 2010, disampaikan bahwa Grunig menciptakan nama lain dari model ini, mixed motives, collarobative advocacy dan cooperative antagonism.
Grunig juga mengatakan bahwa Model ini adalah Model yang paling etis. Model Simetris Dua Arah merupakan Model yang berhasil dalam penyampaiannya kepada publik dan mengikat keduanya dalam komunikasi yang efektif. Dalam tatanan organisasi sebuah pencitraan baik akan timbul jika konsumen memberi feedback positif begitu pula karena Publik adalah Penentu bagaimana sebuah Organisasi berrhasil dalam pengaturan di dalamnya.
Contoh: Perusahaan ENERGEN mengadakan riset tentang masyarakat yang masih melalaikan asupan gizi dalam sarapan. Melalui hasil riset tersebut, kemudian perusahaan ini mengajak masyarakat untuk sadar gizi sarapan dengan produk mereka melalui gerakan/ kampanye "Sarapan Sehat Sebelum Jam 9".
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya memperhatikan kepentingan perusahaan, tapi juga menyesuaikan diri dan mencari solusi atas fakta yang terjadi di masyarakat, yang sekaligus dapat menguntungkan perusahaannya.
Terima Kasih. Sangat membantu sekali :)
BalasHapus